Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahasa Jawa Inggil Membudaya di Kampung Jawi Kelurahan Sukorejo - Gunungpati

 

Bahasa Jawa Inggil Membudaya di Kampung Jawi Kelurahan Sukorejo, Gunungpati
Bahasa Jawa Inggil Membudaya di Kampung Jawi Kelurahan Sukorejo, Gunungpati

Membudaya di Kampung Jawi Kelurahan Sukorejo, Gunungpati

Pertanyaan besar yang wajib dijawab siapa saja: biasakan anak-anak jawa sekarang berkomunikasi dengan bahasa jawa krama inggil? Bahasa Jawa Krama Inggil tak bisa menghadapi perubahan, keberadaanya kian tergerus zaman.

Tak bisa lagi disangkal, banyak penduduk asli Jawa tak menguasai bahasa paling halus ini. Tapi di Kampung Jawi, Kelurahan Sukorejo, Gunungpati, masyarakatnya mencoba membudayakan Bahasa Jawa Krama Inggil sejak kecil.

Seperti apa penampakan Kampung Jawi ini

Teknologi membuat peradaban zaman berubah dan berganti dengan cepat. Banyak tradisi yang diajarkan oleh leluhur luntur hingga lenyap digilas kejamnya peradaban zaman. Bahasa Jawa Krama Inggil pun tak luput, bahkan tata tulis huruf Jawa tergerus waktu, hingga pelan-pelan menghilang. Penyebabnya pasti, generasi muda tak lagi berminat memelajari bahasa leluhurnya.

Generasi muda tak sepenuhnya salah jika tak berminat mempelajari bahasa leluhurnya. Orang tua juga memilih mengursuskan anak-anak mereka untuk menguasai Bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Bahkan bagi mereka yang lahir di Jawa, tidak bisa menjamin seratus persen bahwa bahasa ibu mereka adalah bahasa jawa Inggil.

Di Kampung Kalialang Lama RT 2 RW 1 Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, punya tradisi berbeda dan unik. Masyarakat konsisten merawat bahasa Jawa. Bahkan tak hanya itu.

Masyarakat Kampung Kalialang Lama juga membudayakan budaya Jawa, seperti kesenian gamelan, jathilan, tari-tarian, musik tek-tek, hingga gending Jawa. Sehingga kini kampung itu lebih dikenal dengan nama Kampung Jawi. Padahal kampung itu tumbuh di tengah sibuknya Kota Metropolitan Semarang.

Keunikan Kampung Jawi

Tak heran, begitu memasuki kawasan perkampungan unsur kejawaan langsung terasa. DI gerbang masuk, pengunjung akan melihat lukisan wayang raksasa di dekat jalan masuk kampung. Ketika mendekati permukiman penduduk, terdengar sayup-sayup suara gamelan dengan nada langgam Jawa.

Uniknya, tidak hanya terpusat di satu tempat. Sebab, di sana terdapat sejumlah sanggar-sanggar tradisional yang digunakan warga setempat untuk berkesenian. Bukan hanya gamelan, tapi juga seni tari, musik tek-tek dan jathilan. Tentu suasana perkampungan menjadi alami dan bersahabat.

Terlebih, masyarakat setempat juga membudayakan berbahasa menggunakan Bahasa Jawa Krama Inggil sejak anak-anak. Mengaplikasikan Dalam Kehidupan Sehari-hari, Kunci Keberhasilan Kampung Jawi Melestarikan Budaya Jawa

”Kampung ini diinisiasi oleh masyarakat setempat. Masyarakat menjaga tradisi budaya Jawa. Tak sekadar tahu tentang budaya Jawa, tetapi juga dapat belajar budaya Jawa sekaligus mengaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari,” kata Lurah Sukorejo, Dwiyanto.

Dikatakannya, ini menjadi menarik karena di era globalisasi seperti saat ini, budaya barat mudah masuk. Sedangkan budaya sendiri mudah tergusur. Karena itu, masyarakat di sini membuat benteng sendiri agar bisa menjaga dan mempertahankan budaya asli. ”Apalagi di kota besar seperti Semarang. Seiring dengan kemajuan teknologi, budaya modern yang berasal dari barat mudah masuk dan banyak ditiru oleh generasi muda,” ujarnya.

Dia mengakui, banyak generasi muda di kota tak menguasai Bahasa Jawa yang merupakan bahasa ibu. Apalagi Bahasa Jawa Krama maupun Krama Inggil. Kebanyakan, Bahasa Jawa yang digunakan masyarakat adalah Jawa Ngoko atau kasar. Sedangkan untuk bahasa Jawa halus cenderung dilupakan.

Kata dia, bahasa sangat memengaruhi karakteristik masyarakatnya. Budaya Jawa sendiri mengenal istilah ’unggah-ungguh’ yang membuat generasi santun. Saling menghargai dan menghormati orang lain. Terlebih kepada siapa pun yang berusia tua. "Embrio kultur Jawa di Kelurahan Sukorejo ada semenjak lama, dibandingi kelurahan lain di Gunungpati," katanya.

Banyak Kultur Jawa Diaplikasikan dan Diajar di Kampung Jawi

Banyak kultur kultur yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pihaknya mengaku cuma mengerjakan pendampingan dan menuntun supaya lebih berkembang dengan melahirkan temuan-temuan disesuaikan perkembangan zaman.

"Kami juga memberikan pelatihan-pelatihan kesenian Jawa dengan mendatangkan pakar. Termasuk menambah infrastruktur untuk mensupport dan menghidupkan Kampung Jawi ini," sebutnya. Kecuali itu, lanjutnya.

Pengajaran Bahasa Jawa sudah dibudayakan di lingkungan, hati-buah hati telah disajikan Bahasa Jawa Krama dan Krama Inggil dalam komunikasi harian. Bagus terhadap orang yang lebih tua ataupun terhadap sahabat sepermainan.

"Dahulu sebelum dikenal Kampung Jawi, Kampung Kalialang dikenal sebagai tempat kering dan rawan longsor. Tapi dikala ini Kampung Kalialang sudah bertransformasi menjadi sebuah kampung yang menarik.

Tak hanya kesibukan seni tradisional. Tapi juga berias lukisan mural bertemakan tradisi Jawa," katanya. Kecuali itu, lanjut ia, tiap Pekan digelar pelatihan Pranatacara untuk bapak-bapak. Tiap-tiap tahun juga digelar parade seni tradisional.

Ke depan, kata ia, diinginkan kampung ini dapat menjadi kampung liburan. Tak cuma mengamati seni tradiai kultur Jawa, melainkan pengunjung juga dapat belajar kultur Jawa. ”Jikalau di tempat lain ada Kampung Inggris, di sini ada Kampung Jawi,” sebutnya.

Posting Komentar untuk "Bahasa Jawa Inggil Membudaya di Kampung Jawi Kelurahan Sukorejo - Gunungpati"